SUMPAH PEMUDA
Setiap kali ada momentum untuk membangkitkan rasa kebangsaan, maka hal itu harus kita pakai untuk mengukuhkannya. Tanggal 28 Oktober ketika kita memperingati Sumpah Pemuda, sepantasnya kita pergunakan untuk mengukuhkan komitmen kita, terutama para pemuda akan tanggung jawabnya memajukan negeri ini.
Delapan puluh satu tahun yang lalu, para pemudalah yang berdiri di depan untuk mengukuhkan satu Indonesia. Meski Republik baru 17 tahun kemudian diproklamasikan, namun para pemuda di zaman itu sudah berpikiran lebih maju dari masanya. Secara sadar mereka menanggalkan semua primodialisme yang beratus-ratus hanya memecah Indonesia dan menggantinya dengan satu identitas yakni Indonesia.
Kebesaran hati dan pikiran yang terbuka dari para pemuda Indonesia di zaman itulah yang membuat cita-cita hadirnya sebuah Indonesia merdeka bisa tercapai. Secara sadar mereka melepaskan "rasa kekamian" yang sebelumnya begitu kuat melekat di diri dan menggantikannya menjadi "rasa kekitaan". Sikap yang semula terkotak-kotak diubah menjadi sikap yang inklusif bersatu.
Setelah 81 tahun berlaku dan Indonesia Merdeka sudah kita dapatkan, semangat Sumpah Pemuda harus ditempatkan dalam situasi yang berbeda. Sebab, kalau semangatnya masih tetap perjuangan seperti awal didengungkan, bukan hanya sudah ketinggalan zaman, tetapi bisa jadi sudah tidak relevan.
Di zaman yang kini disebut "era 2.0", kita dihadapkan pada keterbukaan, globalisasi. Batas-batas wilayah sudah semakin tidak jelas karena di era teknologi informasi segala sesuatunya bergerak begitu cepat, serentak, seketika, tanpa batas, dan berjalan bukan lagi dua arah tetapi banyak arah. Segalanya menjadi serba interaktif.
Dalam dunia yang oleh Thomas Friedman sebagai datar, memang tantangan yang harus dihadapi benar-benar berubah. Kita tidak hanya bisa melihat ke dalam, tetapi harus berwawasan keluar, melihat kesempatan yang ada di depan mata.
Kualitas manusia menjadi kunci bagi pemenangan globalisasi. Para pemuda Indonesia bukan hanya harus memiliki pengetahuan yang memadai, tetapi harus disertai dengan kemampuan menguasai teknologi. Tanpa itu maka pemuda Indonesia tidak akan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Kemauan untuk terus menimba ilmu dan menguasai teknologi itulah yang harus ada pada diri para pemuda Indonesia sekarang. Mereka tidak boleh cepat berpuas diri, tetapi harus terus mau mengejar ilmu dan tidak boleh kalah dari pemuda-pemuda dari negara lain.
Komentar
Posting Komentar